Tukang becak di Mertojoyo, Merjosari, Lowokwaru. Foto: Clara Song

Nasib Becak Kota Malang! Sepi Penumpang, Terpinggirkan Zaman

Insidengalam.com Lowokwaru – Dulu menjadi ikon transportasi tradisional di Kota Malang, kini becak seakan terpinggirkan. Semakin menjamurnya kendaraan pribadi dan transportasi online membuat penumpang becak semakin berkurang.

Nasib para tukang becak pun semakin terjepit. Pendapatan mereka yang semula cukup untuk menghidupi keluarga, kini semakin menipis. Banyak di antara mereka yang harus rela bekerja lebih lama dan menempuh jarak yang lebih jauh hanya untuk mendapatkan beberapa penumpang.

Kondisi ini semakin diperparah dengan tingginya biaya hidup, juga perubahan infrastruktur Kota Malang yang semakin tidak ramah bagi pengguna becak. Kurangnya jalur khusus untuk becak, minimnya tempat parkir yang aman, serta kondisi jalan yang semakin padat membuat tukang becak kesulitan beroperasi.

“Dulu, dengan becak saya dapat menghidupi keluarga saya dari hasil menarik, tapi sekarang pelanggan semakin susah dicari kadang saya hanya dapat pelanggan satu dalam 1 hari,” ungkap Yusuf, seorang tukang becak yang biasa mangkal di Merjosari, Lowokwaru.

Seorang tukang becak terkantuk-kantuk menunggu penumpang. Foto: Clara Song

Keberadaan becak di Kota Malang kini juga berada di ambang kepunahan. Tanpa adanya upaya penyelamatan yang serius dari berbagai pihak, ikon transportasi tradisional ini terancam hilang selamanya.

Perlu langkah nyata untuk mempertahankan becak sebagai bagian dari warisan budaya kota dan alternatif transportasi yang ramah lingkungan. (Clara Song/Ken Sari)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *